Minggu, 06 Januari 2013

berpetualang di asrinya Pandeglang :D

hai semua, apa kabarnyo? ini cerita petualangan yang baru gw laksanakan bersama sahabat petualang gw. beberapa hari yag lalu kita berpetualang ke salah satu kota di Banten, tepatnya di Pandeglang. ada yg tau daerah ini? mungkin masih sedikit yah, maklum daerah ini emang lumayan jauh perjalanannya hhe..
Pandeglang ini salah satu kabupaten dikota serang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia. Ibukotanya adalah Pandeglang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra Indonesia di barat dan selatan. mayoritas masyarakatnya adalah suku sunda, daerah pandeglang sendiri merupakan daerah pegunungan jadi ya bisa dibayangin cuaca daerah disana kaya gimana, sejuuuk bgt dan masih seger udaranya :)
pandeglang ini bisa ditempuh dengan menggunakan bis ataupun kereta. kalo bis kita cukup naik bis jurusan merak serang, nanti bisa turun di terminal serang ataupun dipatung nah abis dari situ naek angkot deh menuju pandeglang. tapi yang harus tau untuk menuju daerah pandeglang ini memang cukup sulit karena masih terbatsnya transportasi alias angkotnya gak begitu banyak. hmm, let;s chech our story oke :))

hari pertama kita ke pandeglang, kita naik bis di terminal pulogadung jurusan merak, serang. harganya 20.000 AC terus kita turun di patung. di patung kita udah di jemput sama salah satu sahabat kita yg rumahnya di pandeglang. kita di jemput dengan menggunakan angkot charteran. Fyi, charter angkotnya Rp. 300.000,- seharian full. bebas mengantarkan kita kemana aja, itu udah termasuk bensin. hari pertama kita langsung diajak ke anyer, serang. tempat tujuan hari pertama kita yaitu, pantai karang bolong dan pantai lombok. perjalanan menuju pantai karang bolong lumayan jauh dan panjang dari tempat qt turun bis, sekitar 2-3 jam, lumayan kan? tiba di karang bolong kita disambut oleh cuaca yg ceraaah re: panas. harga masuk tiket karang bolong Rp.7.000,- dgn harga parkir mobil Rp. 10.000,-.

ini foto kita di karang bolong
diatas karang bolong 
ada karang yg besar yang tengahnya bolong hampir mirip donat, that'a way ini dibilangnya karang bolong. ada tangga menuju ke atas karang bolong, dan dari sana kita bisa liat pantai dan laut yg ada di karang bolong. indah banget liat laut dari atas sini.

next, ke tempat kedua. kita di ajak ke pantai lombok. pantai lombok ini ada di deretan pantai carita. lokasinya enak banget karena tempatnya yang masih begitu dan gak begitu banyak orang, jadi buat main air bisa sepuasnya. malah kita berasa ini pantai pribadi haha!!
harga masuk pantai lombok ini cuman dipungut biaya masuk mobil aja sebesar Rp.20.000, wow enak yah orangnya gak perlu diitung hhe. ini salah satu keuntungan pake angkot yang abang supir angkotnya kenal daerah jdi bisa ditawar deh hhe, maksih ya bang..

ini dia pantai lombok, sepi tapi indah :)


sunset at lombok beach :)

karena tempatnya yg masih sepi dan belum begitu banyak pengunjung kaya pantai-pantai lain di pantai carita, kita jadi bisa main sepuasnya di pantai. oiya, buat yg hobi naik banana boat disini juga ada, harga Rp.10.000-20.000/orang, masih terhitung murah kan? ya pinter-pinternya aja kita nawar hhe. sayangnya waktu kita datang, ombaknya lagi pasang jadi gak bisa naik banana boat. but, si sepi nan indah ini bisa jadi referensi liburan loh :)

hari ke-2 kita jalan-jalan ke pasar tradisional di pandeglang. pasar ini lumayan deket sama laun-alun pandeglang, jadi pulang dari pasar kita bisa main disana. di pasar tradisional kita bisa  belanja oleh-oleh khas pandeglang yaitu emping dan keceprek. emping dan keceprek itu makanan khas yg terbuat dari melinjo, enak deh pokonya. harganya juga murah-murah :)
dari pasar tradisional menuju alun-alun pandeglang bisa tempuh by walking. 

ini dia alun-alun pandeglang 
di alun-alun pandeglang banyak jajanan murah, apalagi kalo hari libur sama malam minggu. wuih, rame banget deh disini. dari alun-alun pandeglang kita kembali menuju homestay, homestay kita itu salah satu rumah sahabat kita jadi ya lumaya bisa irit bt penginapan hhe. fyi, angkot dipandeglang ini hampir semua warnanya abus-abu gelap udha gitu gak ada  tulisan atau nomor jurusannya kemana. makanya bt yg belum tau, wajib nanya ke abang angkotnya itu angkot jurusan amana sebelum naik yah ;)
pulang dari alun-alun qt menuju ke pemandian air panas, yg ada di daerah cikole. dari kadugedong bisa tempuh nk angkot ongkosnya Rp.3.000, tmpt kolam air panasnya lumayan bagus loh.

Last day, kita diajak menuju tempat jalan-jalan terakhir yaitu CAS water park!! cas water park ini salah satu objek wisata kebanggan pandeglang bahkan serang loh. masuknya cukup dengan Rp.15.000/orang,





sebenernya CAS waterpark ini lebih mirip mini dufan di jakarta, dimana gak cuman ada wahana waterparknya tapi ada juga wahana permainan lain kaya alap-alap, terus rumah hantu, perahu terus masih banyak yg lainnya. yg pasti kalo kalian mampir ke serang atau pandeglang tempat ini recomended bgt deh. harga tiket wahana sekitar 5000-10.000 murah kan??
yups, selesai bersenang-senang di CAS waterpark kita naik bis jurusan labuan menuju ke terminal pakupatan serang. hrga bis labuan ini 5.000-10.000, tips kalo naik bis ini bilang aja anak kampus atau turun kampus jadi bayarnya cuman 5.000 hehehe, lumayan irit.
dari terminal pakupatan serang kita kembali naik bis menuju Jakarta-pulogadung Rp.18.000 Ac.
and the adventure is finish :)

tips buat yg mau berlibur ke pandeglang, wajib cari tau dulu mau liburannya kemana aja biar gampang cari transportasinya. sebisa mungkin ada kenalan atau minimal yg udah tau daerah pandeglang sana, jadi gak bingung dan gak nyasar, selamat berpetualang di pandeglang :D

Jumat, 28 Desember 2012

Trip to Baduy : harmonisasi alam dan budaya Baduy

ini adalah cerita perjalan kita menuju baduy. baduy sendiri adalah salah satu suku adalah suatu kelompok masyarakat adatSunda di wilayah Kabupaten LebakBanten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang. perjalanan kali bersama teman-temen pend.sosoiologi universitas negeri jakarta dalam rangka kuliah lapangan. untuk sampai dibaduy kita harus menuju rangkas salah satu daerah yang terdapat di kabupaten banten.  setibanya di rangkas kami sambut oleh mang acip yang akan menjadi guide kami selama di baduy. yang menarik dari perjalanan ini selain budaya masyarakat baduy yang masih sangat tradisional adalah pemandangan alam dan track perjalanannya yang luar biasa. wilayah baduy ini sendiri di bagi kedalam wilayah baduy luar dan baduy dalam, total perjalanan dari baduy luar hingga sampai ke baduy dalam sekitar 13 kilo kurang lebih dan tentu saja ini harus ditempuh dengan berjalan kaki. gak ada ojek, angkot apalagi taksi disana jadi cuman kaki satu-satunya alat transportasi hhe..
sepanjang perjalanan dari gerbang pintu baduy menuju baduy luar dijamin tidak akan membosankan, pemandangan alam yang masih sangat asli dan jarang kita dapatkan di perkotaan.

ini adalah foto track perjalanan menuju baduy luar :)

pemandangan alam yang masih asri menjadi teman kami sepanjang perjalanan. di baduy luar kita bisa menginap di rumah penduduk baduy luar, sebenarnya masyarakat baduy sendiri khususnya baduy luar tidak begitu asing dengan kehadiran para orang luar karena banyak juga orang-orang yang datang dan ingin melihat baduy. hmm, sebenarnya s lambat laun ini jadi kaya tempat wisata.

 ini rumah tempat tinggal di baduy luar :)

ini wanita baduy luar :)

ada perbedaan antara baduy luar dan baduy dalam. baduy luar adalah kelompok masyarakat baduy yang boleh di bilang lebih mampu menerima perubahan dari luar dibanding dengan masyarakat baduy dalam. misalnya, masyarakat baduy luar memperbolehkan dirinya atau kegiatan mereka untuk didokumentasikan dalam bentuk foto ataupun yang lainnya. sedangkan masyarakat baduy dalam tidak. orang-orang baduy memiliki norma-norma adat yang harus dipatuhi.
terlepas dari itu jika kita datang dan nerkunjung ke baduy baik baduy dalam ataupun luar, kita akan meluhat sebuah harmonisasi budaya dan alam yang indah. kenapa? karena masyarakat baduy membuat peraturan-peraturan adat yang berakhir pada nilai-nilai untuk menjaga keseimbangan alam. masyarakat baduy dalam misalnya, mereka tidak menggunakan sabun, pasta gigi ataupun jenis bahan kimia lainnya yang bisa merusak sungai mereka. mereka adalah penjaga kelestarian alam, we must say thank you for that :)

well, sebenarnya salah satu kendala jika kalian datang ke baduy ialah mengenai bahasa. orang-orang baduy mereka menggunakan bahasa sunda dalam berkomunikasi tetapi sudah hampir sebagian masyarakatnya sudah mengerti bahasa indonesia walaupun ada sebagaian yang kurang begitu paham. jadi kalo mau kesini khususnya bagi mereka yang baru pertama kali jangan lupa untuk menggunakan jasa guide. 

foto bersama warga baduy

jembatan menuju ke baduy dalam

well, enjoy the story :)

Senin, 06 Agustus 2012

just share, ppl berjuta cerita :)


hey udah lama gak ngepost di blog akhirnya bikin posting yang baru juga. hhe kalo kata raditya dika mungkin pas dibuka lagi blog gw udah banyak sarang laba-laba dan kecoa yang berkeliaran dimana-mana :)
di tulisan gw kali ini, gw akan share soal pengalaman ppl bersama teman-teman gw :)
ppl atau program pengalaman lapangan itu adalah salah satu mata kuliah wajibnya anak pendidikan. ya ibaratnya itu prakteknya mereka lah sebelum mereka terjun kedunia pendidikan atau jadi seorang guru. kita ppl di salah satu sekolah SMA di jakarta, sekolah yang bagus keren dan pastinya dengan murid-murid yang kece-kece. kelompok ppl gw ini berlima dan setiap orangnya punya karakter yang beda-beda banget! malah hampir bisa dibilang kerjaan kelompok kita adalah ribut mulu tiap hari hhe! lupa gimana ceritanya kelompok power ranger ini bisa bergabung dan terbentuk.
sambil nulis posting ini, gw dan teman-teman lagi ada disekolah nih. and i want a share withu you guys about the first day we teach :)
hari pertama ppl kususnya hari pertama masuk kelas dan mengajar di depan anak-ana SMA kelas 2 it's really make nerveous so much. rasanya kaya mau disidang dihadapan para hakim, oke yang ini lebay. hari pertama mengajar kita semua melakukan persiapan sesempurna mungkin walaupun tetep hasil akhirnya ga banget hhe. selama seminggu sebelumnya kita di observasi oleh guru pamong kita dan dikasih pengarahan untuk gimana nantinya ketika mengajar dikelas.
berbekal pengetahuan tentang teori belajar yang kita dapet di kuliah, ditambah sedikit pengalaman mengajar privat dan bimbel plus doa maka kita pun masuk kelas. an the war is begin!
pertama masuk kelas yang keliatan muka anak-anak kelas 2 sma yang konon kabarnya lagi tengil-tengilnya gayanya ups, maaf! mulai perkenalan keringet dingin suara serak dan tiba-tiba pingsan, enggak deh hhe. mulai pemberian materi kita masing-masing berusaha seenjoy mungkin dan nikmatin alur kegiatan belajar mengajar di kelas itu (padahal nunggu bel lama banget kayanya). sepertinya segala macem teori tentang belajar ataupun strategi pembelajaran yang kita dapat di kuliah runtuh seketika ketika dilapangan men, dan kita baru sadar ternyata being teacher is not easy like you see!
prose pembelajaran di kelas berlangsung cukup khidmat walaupun ada sedikit gangguan dari tingkahnya anak-anak, dan kemudian ternyata di hari lain ketika kita kasih tugas ada anak yang joget shuffle di kelas, ada yang kerjaannya curhat sama guru ppl dan ada yang modus sama guru pplnya. hhe
but buat kita semua itu tingkah anak-anak itu bikin ppl kita makin seru, ya walaupun sekali-sekali agak kesel juga dengan tingkah mereka, but we try to understand them an be a part of them.
dari pengalaman ppl yang baru berlangsung selama beberapa hari dan akan kita nikmatin sampai 4 bulan ke depan ini, yang penting yang pada akhirnya ita tau adalah bahwa ternyata jadi guru itu sulit men. pada dasarnya semua orang bisa jadi pengajar tapi untuk jadi seorang pendidik like teacher itu susah banget. karena kita tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja tetapi juga mentransefr nilai dan norma yang diikuti dengan tigkah laku untuk selalu mengajarkan hal-hal baik untuk mereka. being teacher is not just teach, gak cuman ngajar tapi ita juga harus kenal dengan anak didik kita dan menjadi bagian dari kehidupan mereka. karena gak jarang banyak anak murid yang jauh lebih ngedengerin gurunya dibanding orang tuanya, u know why? karena guru tersebut bisa menjadi bagian dari mereka tetapi tidak pernah membuat mereka merasa kecil.
well, selain itu perjuangan guru juga ternyata berat. persiapan sebelum memberikan materi juga panjang men, terus juga harus rela ngomong berjam-jam di depan kelas demi memberikan pengetahuan buat muridnya walaupun adang ada anak yang gak ngedengerin. harus sabar dengerin cerita murid-muridnya ataupun sabar nagdepin tingkah lucu-lucu muridnya. the point is, kita sepertinya harus berterima kasih sama guru-guru kita yang udah sabar banget ngadepin kita dan dengan rela hati membagi ilmunya ke kita. thanks our teacher :)
maybe thats enough for today, next time gw bakal share lagi tentang cerita baru, tujuannya gw nulis ini cuman buat share aja kok. hopu you will like it :)

Selasa, 21 Desember 2010

semoga kalian suka :D

ini adalah tugas penelitian mata keluaih sosiologi perkotaan. tema yang gw ambil yaitu tentang alih fungsi lahan lebih tepatnya alih fungsi kawasan pedestrian (pejalan kaki) di area trotoar labschool rawamangun..


Antara Kawasan Pedestrian dan PKL
Studi di Kawasan Labschool Rawamangun
Abstrak
Tulisan ini ingin menjelaskan mengenai pengalihfungsian kawasan pedestrian yang terjadi di kawasan labschool rawamangun. Dalam hal ini, trotoar sebagai kawasan pedestrian yang diperuntukkan bagi pejalan kaki telah beralih fungsi menjadi tempat berjualan para PKL. Hal ini kemudian menyebabkan semakin sempitnya lahan trotoar bagi para pejalan kaki. Lahan di daerah perkotaan merupakan sesuatu yang sangat penting alih fungsi lahan membuat ruang yang ada didalamnya menjadi  hal yang berusaha untuk didapatkan oleh setiap orang yang berada didalamnya. Sehingga setiap orang berusaha untuk mendapatkan ruang bagi dirinya sendiri. Untuk itu, pada trotoar yang menjadi pembahasan tulisan ini baik para pejalan kaki maupun PKL saling berusaha untuk mendapatkan ruang bagi dirinya.

Latar Belakang
Penelitian ini ingin mengkaji mengenai pengalihfungsian kawasan pedestrian di kawasan labschool rawamangun. Pada awalnya  kawasan ini difungsikan sebagai lahan atau tempat untuk memberikan ruang bagi pejalan kaki. Kawasan pedestarian di kawasan labschool rawamangun merupakan akses penting bagi pejalan kaki yang akan melalui area ini. Hal ini yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh para PKL untuk berjualan disana. Sehingga yang terjadi kemudian adalah penyalahgunaan trotoar tersebut oleh para PKL.
Sejak hampir 2 tahun terakhir tepatnya tahun 2008  kawasan pedestrian ini semakin ramai dipenuhi oleh para PKL. Hal ini membuat para pejalan kaki semakin kekurangan ruang untuk berjalan kaki. Dengan adanya para PKL ini, tentunya berpengaruh besar bagi perubahan di sekitar kawasan pedestrian Labschool Rawamangun. Kawasan yang semula hanya digunakan untuk para pejalan kaki, kini bisa menghasilkan sesuatu yang lebih berarti yaitu peningkatan ekonomi bagi para PKL.
Tema ini menarik untuk diteliti karena seperti kita ketahui pada daerah perkotaan lahan seakan menjadi sesuatu yang sulit untuk didapatkan. Seperti yang terjadi pada kawasan pejalan kaki ini. Pengalihfungsian trotoar menjadi tempat berjualan para PKL. Sedangakan pejalan kaki membutuhkan kenyamanan dan keamanan dalan trotoar tersebut.
Seperti menurut Pline 1982 akomodasi untuk pejalan kaki (Pline, 1982) adalah sesuatu sangat penting pada suatau perencanaan dan perancangan dalam wilayah perkotaan. Pejalan kaki paling banyak membutuhkan kemanan, lebih-lebih lagi pada wilayah tempat tinggal dimana anak-anak bermain. Faktor-fakor kenyamanan seperti kapasitas atau tingkat pelyanan merupakan faktor yang perlu selalu dimasukan kedalam perencanaan untuk pejalan kaki.[1] Sehingga tidak seharusnya kawasan pedestrian itu di alihfungsikan menjadi tempat berjualan oleh para PKL. Karena ketika trotoar ini beralihfungsi menjadi tempat berjualan PKL ruang yang seharusnya untuk pejalan kaki pun semakin bekurang hingga mereka tidak dapat memanfaatkan kawasan pedestrian ini dengan maksimal.

Tujuan dan sistematika penulisan
Tulisan ini bertujuan pertama, untuk mengetahui fakor penyebab penyalahgunaan fungsi lahan trotoar sebagai area PKL. Kedua adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika yang terjadi pada ruang perkotaan di dalam trotoar yang menjadi kawasan pedestrian ini.
Secara garis besar tulisan ini akan membahas tentang beberapa hal. Pertama, pengantar yang menjelaskan tentang bagaimana  kawasan pedestrian yang berada di jalan pemuda tepatnya kawasan labschool rawamangun. Dalam hal ini akan dijelaskan tentang pengalihfungsian kawasan pedestrian oleh PKL. Kedua, kerangka teoriti  menjelaskan tentang kajian teoritis tentang alih fungsi lahan kota. Dalam hal ini akan dijelaskan teori yang terkait dengan topik yang diambil pada tulisan ini. Ketiga, deskripsi lokasi yang akan menggambarkan bagaimana keadaan kawasan pedestrian dan PKL di jalan pemuda kawasan labschool rawamangun. Keempat,  menjelaskan tentang tujuan dari penulisan ini yaitu  untuk mengetahui faktor penyebab penyalahgunaan lahan trotoar oleh PKL. Kelima,akan menjelaskan tentang dinamika ruang perkotaan yang terjadi di trotoar tersebut. Keenam, penutup pada bagian ini penulis akan menyajikan intisari dari penulisan dan sikap penulis terhadap permasalahan ini.

Kerangka teoritik
Dalam kota modern ruang yang berada dalam suatu lahan dilihat sebagai sesuatu yang sangat penting bagi orang-orang perkotaan. Sehingga setiap individu berusaha untuk mendapatkan ruang untuknya sendiri. Kota dalam pandangan Harvey adalah produk dari konsentrasi dan sirkulasi capital.[2] Dimana didalamnya setiap orang/individu berusaha memonopoli lahan atau ruang demi kepentingan pribadinya. Akibatnya terjadilah pengalihfungsian lahan oleh individu demi memenuhi setiap kebutuhan individu. Kemudian di dalam kota modern juga terdapat konflik inheren dan kontradiksi selain Kapital didalamnya. Dalam hal ini kawasan pedestrian di kawasan labschool rawamangun pun merupakan wujud dari produk kapitalisme dalam ruang. Setiap individu yang menggunakan fasilitas trotoar ini berusaha untuk memenuhi kebutuhannya akan ruang baik sebagai pejalan kaki maupun sebagai PKL.
Setiap teori umum kota entah bagaimana harus terkait proses sosial di kota dalam bentuk spasial yang mengasumsikan kota kita harus menghubungkan perilaku sosial dengan cara di mana kota mengasumsikan geografi tertentu, suatu bentuk spasial tertentu. kita harus mengakui bahwa sekali bentuk spasial tertentu diciptakan cenderung untuk melembagakan dan dalam beberapa hal, untuk menentukan pembangunan masa depan proses sosial.[3] Berubah fungsinya kawasan pedestrian ini berarti turut pula mengubah proses sosial yang ada pada kawasan tersebut. Adanya sistem kapitalisme ini membuktikan bahwa ruang dan lahan memang menjadi sesuatu yang sangat penting di perkotaan.

Deskripsi lokasi
Kawasan trotoar ini terletak di jalan pemuda tepatnya didepan labschool rawamangun. area ini berbentuk jalanan trotoar  lurus panjangnya sekitar kurang lebih 25 meter dengan lebar trotoar 3-5 meter. Lokasi ini dimulai persis dari depan gerbang labschool sampai dengan tangga menuju halte busway UNJ. Fasilitas umum yang ada di area pedestrian ini yaitu telepon umum koin dan halte bus UNJ. Di kawasan pejalan kaki ini terdapat banyak PKL yang mayoritas menjual makanan dan alat tulis. Kawasan ini ditumbuhi oleh pohon bringin disisi kiri bahu jalan sehingga menimbulkan kesan asri pada daerah ini.
Gambar 1.1
Jalan pemuda lokasi kawasan pedestrian

Sumber     : www.mapsgoogle.com
Kawasan pedestarian ini dapat ditempuh dengan menggunakan alat transportasi transjakarta untuk rute pulogadung-dukuh atas dan berhenti di shelter UNJ. Setelah keluar dari shelter UNJ kita ambil arah kanan menuju jalur UNJ, setelah turun dari jembatan busway anda akan menemukan jalur trotoar yang terhubung langsung dengan jembatan busway. Jalur trotoar inilah yang disebut kawasan pedestarian labschool rawamangun. selain itu jalur ini pun dapat ditempuh dengan menggunakan metro mini 47 jurusan pondok kopi-senen. Anda bisa berhenti di depan labschool rawamangun. maka anda aka terhubung langsung dengan kawasan pejalan kaki ini. Atau anda pun dapat menempuh jalur ini dengan menggunakan bus mayasari 57 jurusan pulo gadung-blok M dan berhenti di depan labschool rawamangun, anda akan menemukan kawasan pejalan kaki ini.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Fungsi Lahan Trotoar Sebagai Arena PKL

Gambar 1.2
Bagan Faktor penyebab penyalahgunaan rotoar oleh PKL
 
Sumber     : Dokumentasi Penulis (2010)

Dari skema diatas kita bisa melihat bahwa penyalahgunaan fungsi lahan trotoar sebagai arena PKL yang terjadi di area labschool rawamangun ini. Pertama, karena faktor geografis. Letaknya yang strategis yaitu berada di tepi jalan serta di antara sekolah Labschool dan Universitas negeri Jakarta membuat area trotoar ini selalu ramai dilalui banyak orang. Hal ini membuat para PKL dengan semangat menjajakan dagangannya,para PKL itu mengaku jika mereka berjualan di kawasan pedestrian ini omset penjualan mereka meningkat dibandingkan jika mereka berjualan ditempat lain.  Seperti yang dikatakan oleh bapak ahmad (42 tahun) seorang pedagang cimol.
“saya jualan disini udah dari tahun 2003. Saya seneng jualan disini, abis rame  neng banyak anak sekolah sama mahasiswanya belum lagi orang-orang yang lewat buat nunggu bis di halte. lumayan lah di banding saya harus jualan ngider-ngider lebih baik jualan disini aja. Udah gitu sama pedagang yang laen juga akrab jadi betah jualan disininya.”[4]

Dari pernyataan di atas, kita bisa mengetahui bahwa faktor geografis yang ada di area trotoar tersebut membuat para PKL nyaman untuk berjualan disana. Demi memenuhi kebutuhan hidupnya para PKL memilih untuk berjualan di area ini dibandingkan jika harus berjualan ditempat lain. Hal ini seperti dalam studi Harvey mengenai kota. Harvey mendefinisikan kota sebagai sebuah sistem perkotaan yang terdiri dari distribusi geografisnya yang menghasilkan ekonomi, sosial, psikologis dan makna simbolik.[5] Pandangan Harvey mengenai kota ini dapat kita lihat dalam kasus penyalahgunaan trotoar oleh PKL ini. PKL melihat bahwa area trotoar yang ada dan secara geografis merupakan tempat yang strategis akhirnya dimanfaatkan oleh para PKL ini dengan berusaa mendominasi area trotoar demi memenuhi kepentingannya. Yaitu untuk meningkatkan taraf perekonomian mereka.
Keadaan trotoar yang penuh dengan PKL ini sangat berbanding terbalik ketika kita melihat area trotoar ini di hari libur seperti sabtu ataupun minggu. Tidak banyak para PKL yang berjualan ditempat ini. Hal ini dikarenakan pada hari libur seperti sabtu dan minggu kawasan pedestrian ini tidak banyak dilalui oleh banyak orang khususnya para pelajar sekolah Labschool Rawamangun amupun orang-orang yang melewati kawasan ini. Hanya terlihat satu atau dua PKL yang masih tetap berjualan pada hari libur ini. Sehingga kawasan pedestrian ini benar-benar telihat sepi dan terlihat lebih rapi seperti kawasan pedestrian bagaimana seharusnya.
Yang kedua, yaitu lemahnya penegakan peraturan mengenai penyalahgunaan trotoar ini. Kawasan pedestrian merupakan kawasan yang di fungsikan untuk para pejalan kaki. Namun kini kawasan itu telah berubah fungsi menjadi arena berjualan bagi para PKL. Para PKL seringkali mereka menjejali bahu-bahu jalan trotoar dan di setiap emperan untuk menawarkan barang dagangannya. Namun, ketika razia datang, pedagang harus pontang-panting meninggalkan lokasi berjualan. Hal ini dikarenakan keberadaan mereka seringkali dianggap mengganggu keindahan kota dan mengganggu kenyamanan para pejalan kaki. Hal ini yang terjadi pada kawasan pedestrian labschool rawamangun.
                                                                 Gambar 1.3
Keadaan Kawasan Pedestrian Labschool Rawamangun
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2010)
Dari Foto diatas terlihat para PKL yang berjualan di area trotoar tanpa memperduikan peraturan yang ada. Padahal sudah ada peraturan yang menyebutkan bahwa pejalan kaki berhak untuk menggunakan trotoar. Seperti yang terlihat dalam UU NO 22 TAHUN 2009 mengenai lalu lintas dan angkutan jalan. Dalam pasal 131 yang berisi pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyebrangan dan fasilitas lain.[6] Peraturan ini semakin menegaskan hak pejalan kaki untuk menggunakan area trotoar. Dan kawasan pedestrian yang memang diperuntukkuan bagi pejalan kaki.
Namun sekali lagi peraturan hanya peraturan, pemerintah tidak pernah tegas dalam menangani kasus penyalahgunaan trotoar oleh PKL ini. Di kawasan pedestrian labschool rawamangun saja, sudah sempat beberapa kali terjadi rajia untuk menjaring para PKL itu namun tetap saja para PKL itu kembali berjualan disana. Operasi rajia itu hanya menjadi suatu kegiatan saja tanpa memberikan hasil. Kita juga tidak bisa menyalahkan PKL dalam kasus ini. Karena mereka hanya berusaha untuk mencoba meninkatkan tingkat ekonomi kehidupan mereka dengan memanfaatkan lahan dan kesempatan yang ada.
Dinamika ruang perkotaan di dalam trotoar
Gambar 1.4
Bagan Dinamika Ruang Perkotaan di Dalam Trotoar
Sumber     : Dokumentasi Penulis (2010)

Setiap definisi mengenai modernisasi sedikit banyaknya tidak saja mencakup perubahan tetapi, lebih penting lagi mencakup pengertian mengenai efiensi meningkatknya interaksi antara manusia dan ruangan dan sangat majemuknya hubungan sosial.[7] Kota dipandang sebagai suatu obyek studi dimana di dalamnya terdapat masyarakat manusia yang sangat kompleks, telah mengalami proses interelasi antar manusia dan antara manusia dengan lingkungannya.[8] Hal ini sesuai dengan kasus kawasan pedestarian labschool rawamangun. kita bisa melihat interaksi yang terjadi. Misalnya saja, interaksi yang terjadi antara sesama pedagang disana. Dimana para PKL telah menyesuaikan diri dengan lingkungan ia berjualan baik penyesuaian diri dengan sesama PKL disana ataupun dengan pejalan kaki.
Selain itu para pejalan kaki yang juga harus menyesuaikan diri dengan kehadiran para PKL ini ditengah-tengah lingkungannya. Banyaknya para PKL di kawasan trotoar ini membuktikan bahwa para PKL lebih mendominasi area tersebut dibandingkan dengan para pejalan kaki. Dominasi oleh individu syang kuat, kelompok, kelas atau fraksi yang mengatur dan menghasilkan ruang untuk menjalankan atau mengontrol nilai penggunaan atau kegiatan yang terjadi di sana memerlukan sarana yang sistem baru penggunaan lahan, transportasi, komunikasi dan organisasi muncul dengan dan melalui pengembangan pasar di tanah.[9] Para PKL lah yang kemudian menjadi kelompok yang mendominasi kawasan tersebut dan PKL yang lebih mengontrol bagaimana kegiatan yang terjadi di area itu. sperti menurut konsep Lefebvre (1974/1991:338)  mengenai ruang sebagai alat kekuasaan menjelaskan bahwa pihak yang berkuasa selalu berusaha mengontrol ruang, apa-apa yang baru disini adalah bahwa kekuasaan berusaha mengontrol ruang secara menyeluruh. Jadi kelas penguasa menggunakan ruang abstrak sebagai alat kekuasaan untuk mendapatkan kontrol atas ruang yang semakin meluas.[10]Hal ini menjelaskan bahwa PKL yang menjadi pihak yang mendominasi kawasan pedestrian ini berusaha untuk mengontrol ruang yang ada secara keseluruhan demi kepentingan pribadinya.
Pendominasian PKL ini bukan tidak memunculkan konflik didalamnya. Tidak jarang antara PKL dengan pejalan kaki sering terlibat adu mulut akibat terlalu banyaknya PKL Sehingga membuat ruang untuk pejalan kaki menjadi  semakin sempit. Seperti yang dikatakan oleh ahmad yasin (25 tahun) salah seorang pejalan kaki.
     
     “ saya sering sebel kalo lewat jalan ini soalnya rame sama pedagang. Jadi lumayan susah kalo mau lewat apalagi kalo lagi buru-buru. Trotoar yang buat jalan kaki jadi sempit. Susah buat jalannya. Tapi kasihan sama pedagangnya juga, mereka kan cuman mau cari rejeki disini.jadi kita gak bisa menyalahkan pedagangnya juga.”[11]

Dari petikan wawancara diatas kita bisa ketahui bahwa para pejalan kaki kesulitan untuk. menggunakan haknya di trotoar ini. Pendominasian ruang atau lahan di daerah perkotaan ini sering terjadi. Konflik-konflik didalamnya pun tidak dapat dihindari. Hingga saat ini para PKL dan pejalan kaki di kawasan pedestrian labschool rawamangun masih mampu hidup berdampingan walaupun sesekali terlibat konflik. Walaupun pejalan kaki seringkali dibuat kesulitan untuk menggunakan fasilitas trotoar ini dengan kehadiran para PKL hingga tidak jarang menimbulkan konflik namun pejalan kaki tetap berusaha mengerti keadaaan PKL yang hanya berusaha untuk berjualan. Pemerintah setempat seharusnya dapat menyediakan suatu area tempat berjualan bagi para PKL ini agar para PKL ini tetap mampu berjualan tanpa melanggar peraturan dan memakai ruang bagi pejalan kaki. Sehingga pengalihfungsian lahan seperti yang terjadi pada kawasan pedestrian ini dapat dihindari.
Penutup
Lahan dalam perkotaan menjadi suatu hal yang sangat penting. Sehingga setiap individu berusaha untuk mendapatkan ruang dalam lahan bagi dirinya sendiri. Seperti yang kita lihat pada kawasan pedestrian atau kawasan pejalan kaki ini. dewasa ini, trotoar seringkali di salahgunakan khususnya oleh para PKL untuk menjual barang dagangannya. Kasus ini pula yang menimpa kawasan pedestrian labschool rawamangun. kawasan yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki ini sudah sejak lama dialihfungsikan oleh para PKL. Faktor penyebab terjadinya pengalihfungsian kawasan pedestrian ini adalah pertama letak geografis, letaknya yang strategis membuat para PKL lebih memilih untuk berjualan di area trotoar tersebut. yaitu berada di tepi jalan serta di antara sekolah labshool rawamangun dan universitas negeri Jakarta membuat area trotoar ini selalu ramai dilalui banyak orang.
Hal ini membuat para PKL dengan semangat menjajakan dagangannya, para PKL itu mengaku jika mereka berjualan di kawasan pedestrian ini omset penjualan mereka meningkat.  Selain itu kedua,  lemahnya penegakan peraturan mengenai hak pejalan kaki ini membuat PKL tidak menghiraukan peraturan yang ada. Padahal sudah jelas bahwa ada peraturan dan undang-undang yang melindungi hak-hak pejalan kaki.  Dari kasus penyalahgunaan fungsi kawasan pedestrian labshool rawamangun yang terjadi, kita bisa melihat bahwa lahan yang kemudian memiliki ruang didalamnya  menjadi suatu yang sangat penting khususnya bagi masyarakat perkotaan. Penyalahgunaan trotoar ini memperlihatkan bahwa kesadaran akan hak orang lain masih minim dalam masyarakat kita.
      Kawasan pedestarian ini tidak hanya dilihat sebagai sebuah lahan yang diperebutkan oleh PKL maupun pejalan kaki. Namun didalamnya juga terdapat dinamika dalam ruang perkotaan. Setiap orang yang berada didalam kawasan pedestrian ini harus berusaha untuk saling menyesuaikan diri dengan yang lainnya. tidak hanya itu, dominasi yang ada pada kawasan pedestrian ini yang kemudian didominasi oleh kelompok PKL ternyata tidak jarang menimbulkan konflik. Para pejalan kaki tidak jarang terlibat adu mulut dengan PKL karena sempitnya ruang yang mereka miliki.
Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ruang di daerah perkotaan merupaka sesuatu yang sangat penting. Setiap orang berusaha untuk memonopoli ruang yang ada untuk kepentingannya sendiri hal ini yang kemudian disebut oleh Harvey ruang sebagai perwujudan kapitalisme. Permasalahan ini juga turut menimbulkan konflik, konflik yang terjadi karena perebutan ruang ini memperlihatkan bahwa ruang khususnya daerah perkotaan akan selalu menjadi suatu hal yang sangat penting. Penyalahgunaan trotoar ini memperlihatkan bahwa kesadaran akan hak oranglain masih minim dalam masyarakat kita.  Namun kita tidak dapat menyalahkan PKL yang telah mempergunakan kawasan pedestrian ini demi kepentingan pribadinya karena para PKL itu hanya berusaha untuk meningkatkan taraf ekonomi kehidupan mereka dengan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Gambar 1.5

Bagan Antara Kawasan Pedestrian dan PKL
Studi di Kawasan Labschool Rawamangun


Sumber          : Pengamatan Penelitian Lapangan 2010
Dari Bagan diatas dapat dilihat bahwa kawasan pedestrian di kawasan Labschool Rawamangun dialihfungsikan oleh PKL dikarenakan lemahnya penegakan peraturan pemerintah mengenai hak pejalan kaki pada area trotoar. Kawasan pedestrian memiliki letak yang strategi yaitu berada di antara dua  institusi pendidikan yaitu Labschool Rawamangun dan Universitas negeri Jakarta. selain itu kawasan ini sering dilalui oleh banyak orang yang akan mengunggu kendaraan umum seperti metromini. Letak strategis ini yang kemudian dimanfaatkan oleh para PKL untuk berjualan di area tersebut. Mereka merasa jika mereka berjualan di aera trotoar ini pendapatan mereka meningkat dibandingkan dnegan tempat lain. Hal ini akhirnya menimbulkan konflik antara PKL dan pejalan kaki yang disebabkan karena pejalan kaki merasa ruang yang seharusnya digunakan untuk mereka tapi kemudian dimanfaatkan oleh para PKL untuk meningkatkan taraf ekonimi demi kelangsungan hidup mereka. Konflik ini pun berlanjut dan tidak menghasilkan apapun. Hingga sampai tahun 2010 ini kawasan pedestrian tersebut masih didominasi oleh PKL.
























DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George. Teori Sosiologi Modern Edisi-6.Jakarta : Kencana, 2008

Zieleniec Andrzej, Space and social theory : SAGE Publications, 2007

Djalili nasir, model hubungan parameter kecepatan-arus-kepadatan aliran pejalan kaki pada fasilitas pejalan kaki trotoar:FT-UI Jakarta, 1998

Myron Weiner, Modernisasi dinamika pertumbuhan: Gajah mada university press,1984


Sumber lain
http://diskominfo.kaltimprov.go.id/downlot.php?file=files/UU_22_2009.pdf yang diakses pada 23 oktober 2010 pukul 10.00 WIB

http://narasibumi.blog.uns.ac.id/ yang di akses pada 16 oktober 2010 pukul 19.00 WIB



[1] Nasir djalili, Model Hubungan Parameter Kecepatan – Arus – Kepadatan Aliran Pejalan Kaki Pada Fasilitas Pejalan Kaki Trotoar:FT-UI,1998,Jakarta,hlm 5
[2] Andrez Zieleniec, Space and social theory : SAGE Publications, 2007, hlm 99
[3] Ibid, hlm 101
[4] Wawancara dengan Bapak Ahmad (42 tahun), tanggal 22 Oktober 2010 pukul 15.30 WIB
[5]  Zieleniec, Op. Cit, hlm 99.
[6] http://diskominfo.kaltimprov.go.id/downlot.php?file=files/UU_22_2009.pdf yang diakses pada 23 oktober 2010 pukul 10.00 WIB
[7] Myron Weiner, Modernisasi Dinamika Pertumbuhan, Gajah Mada University Press,1984,hlm 71
[8] http://narasibumi.blog.uns.ac.id/ yang di akses pada 16 oktober 2010 pukul 19.00 WIB
[9]  Zieleniec,Op.Cit hlm 120
[10]  George Ritzer. Teori Sosiologi Modern Edisi-6.Jakarta : Kencana, 2008. hlm 213
[11] Wawancara dengan Saudara Ahmad Yasin (25 tahun) tanggal 18 Oktober 2010 pukul 17.00 WIB